Para pendaki bukanlah orang-orang yang tak berguna dan mereka
juga bukan manusia BODOH Mereka adalah manusia yang memiliki jiwa-jiwa
yang tulus dan penuh rasa menghargai.Cinta pun juga tak lepas dari hati
mereka. Ada semboyan abadi bagi parapendaki, yaitu
(1) JANGAN MENGAMBIL SESUATU KECUALI GAMBAR;
(2) JANGANMENINGGALKAN SESUATU KECUALI JEJAK;
(3) JANGAN MEMBUNUH SESUATU KECUALI WAKTU.
Tiga hal inilah yang selalu tertanam di benak dan sanubari sang pendaki sejati.Sehingga mereka menjadi pribadi yang santun dan pengertian. Jika tidak,patutlah kita mengatakan bahwa ia hanyalah PECUNDANG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Mendaki gunung itu bukanlah untuk menaklukkan alam, tetapi justru untuk menaklukkan diri sendiri. Dengan menghancurkan ego pribadi yang sangat kuat,seorang pendaki bisa berdamai dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Mendaki gunung itu adalah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama. Dan tidaklah mudah untuk bisa menjadi salah satu dari mereka. Karena dibutuhkan orang-orang yang memiliki perasaan yang sama tentang alam semesta,YAITU CINTA.
RASA CEMAS,PANIK, TAKUT, LETIH, BOSAN DAN SAMPAI GALAU PUN memang ada selama diperjalanan. Tetapi jika kita memandang ke atas, melihat puncaknya, seolah-olah terlihat jelas semua harapan dan kebahagiaan yang menanti. Gunung itu memang tinggi, jalurnya terkadang ekstrim dan jurangnya pun sangat dalam, tetapiselain itu ia sangat ramah dan membiarkan dirinya diinjak-injak oleh kaki manusia. Ada banyak luka lecet di tangan, ada kram otot, ada kelelahan yangsangat di kaki, ada napas yang terasa sesak dan jantung yang rasanya mau pecah,ada rasa haus yang mencekik, dan ada pula tanjakan tinggi yang seolah-olah tak pernah ada habisnya. Namun semua itu akan segera terbayar lunas tanpa kredit ketikatelah tiba di puncaknya. Semua pengorbanan itu tak sepadan dan tak ada artinyalagi, ketika kedua kaki bisa berdiri di puncak TERTINGGINYA.
(1) JANGAN MENGAMBIL SESUATU KECUALI GAMBAR;
(2) JANGANMENINGGALKAN SESUATU KECUALI JEJAK;
(3) JANGAN MEMBUNUH SESUATU KECUALI WAKTU.
Tiga hal inilah yang selalu tertanam di benak dan sanubari sang pendaki sejati.Sehingga mereka menjadi pribadi yang santun dan pengertian. Jika tidak,patutlah kita mengatakan bahwa ia hanyalah PECUNDANG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Mendaki gunung itu bukanlah untuk menaklukkan alam, tetapi justru untuk menaklukkan diri sendiri. Dengan menghancurkan ego pribadi yang sangat kuat,seorang pendaki bisa berdamai dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Mendaki gunung itu adalah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama. Dan tidaklah mudah untuk bisa menjadi salah satu dari mereka. Karena dibutuhkan orang-orang yang memiliki perasaan yang sama tentang alam semesta,YAITU CINTA.
RASA CEMAS,PANIK, TAKUT, LETIH, BOSAN DAN SAMPAI GALAU PUN memang ada selama diperjalanan. Tetapi jika kita memandang ke atas, melihat puncaknya, seolah-olah terlihat jelas semua harapan dan kebahagiaan yang menanti. Gunung itu memang tinggi, jalurnya terkadang ekstrim dan jurangnya pun sangat dalam, tetapiselain itu ia sangat ramah dan membiarkan dirinya diinjak-injak oleh kaki manusia. Ada banyak luka lecet di tangan, ada kram otot, ada kelelahan yangsangat di kaki, ada napas yang terasa sesak dan jantung yang rasanya mau pecah,ada rasa haus yang mencekik, dan ada pula tanjakan tinggi yang seolah-olah tak pernah ada habisnya. Namun semua itu akan segera terbayar lunas tanpa kredit ketikatelah tiba di puncaknya. Semua pengorbanan itu tak sepadan dan tak ada artinyalagi, ketika kedua kaki bisa berdiri di puncak TERTINGGINYA.
